Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan pada Sabtu malam (27/7) bahwa para pejuangnya telah menyerang pasukan Israel di Khan Younis, Gaza selatan, dan menghancurkan tiga kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) dengan awak di dalamnya.
Dalam pernyataan yang dirilis melalui Telegram, Al-Qassam menyebut dua APC Israel dihantam ranjau yang ditanam di ruang komando kendaraan, menyebabkan keduanya terbakar dengan seluruh awak masih berada di dalam.
“Kami juga menargetkan kendaraan ketiga milik pasukan Zionis dengan roket ‘Yassin 105’,” lanjut pernyataan tersebut seperti dilansir Anadolu.
Serangan ini terjadi di wilayah Abasan al-Kabira, timur Khan Younis. Al-Qassam juga menyatakan bahwa setelah serangan, sebuah ekskavator militer Israel tiba di lokasi untuk mengubur kendaraan yang terbakar sebagai upaya pemadaman api, sementara helikopter mendarat untuk mengevakuasi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari militer Israel mengenai insiden tersebut.
Meski militer Israel memberlakukan sensor ketat terhadap pemberitaan mengenai insiden tersebut, sejumlah media Israel menginformasikan bahwa ledakan terjadi pada kendaraan lapis baja jenis “Namer” akibat serangan ranjau yang dipasang oleh pejuang Palestina.
Serangan itu dilaporkan menewaskan sedikitnya empat tentara Israel dan melukai sejumlah lainnya dalam kondisi serius.
Per Kamis malam (25/7), data militer mencatat 895 tentara Israel tewas dan 6.134 lainnya terluka sejak awal perang di Gaza pada 7 Oktober 2023. Pemerintah Israel menghadapi tekanan dan kritik domestik atas dugaan menutupi jumlah korban yang sebenarnya.
Meski mendapat seruan gencatan senjata dari komunitas internasional, militer Israel terus melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza. Hingga kini, lebih dari 59.700 warga Palestina tewas — mayoritas perempuan dan anak-anak — dan wilayah itu hancur akibat pemboman tanpa henti serta kekurangan bahan makanan.
Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.