Pasukan angkatan laut Israel menahan lima nelayan Palestina di lepas pantai Kota Gaza, Selasa (5/11/2025), menurut laporan kelompok lokal, Anadolu melaporkan.
Kapal-kapal tempur Israel menembaki perahu nelayan di barat Pelabuhan Gaza, memaksa para nelayan terjun ke laut tanpa pakaian sebelum diborgol dan ditangkap, ujar Zakaria Bakr dari Union of Agricultural Work Committees, sebuah organisasi non-pemerintah, dalam sebuah pernyataan.
Empat dari para tahanan tersebut merupakan anggota satu keluarga, termasuk tiga bersaudara.
Meskipun gencatan senjata dengan Hamas telah berlaku sejak 10 Oktober, Israel terus melarang aktivitas penangkapan ikan di perairan Gaza. Pasukan angkatan laut tetap mengejar dan menangkap nelayan, sehingga memutus satu-satunya sumber pendapatan mereka di tengah ekonomi yang kian memburuk di wilayah tersebut.
Meski menghadapi risiko, para nelayan Gaza tetap berani melaut untuk menghidupi keluarga mereka di tengah keruntuhan ekonomi lokal dan tingginya tingkat pengangguran.
Menurut data Bank Dunia, perang Israel terhadap Gaza yang berlangsung dua tahun terakhir telah mendorong hampir seluruh penduduk wilayah itu jatuh ke jurang kemiskinan, sehingga sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Fase pertama kesepakatan gencatan senjata mencakup pembebasan sandera Israel sebagai ganti tahanan Palestina dan penarikan parsial pasukan Israel. Rencana tersebut juga mencakup rekonstruksi Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa keterlibatan Hamas.
Sejak Oktober 2023, perang yang digambarkan sebagai genosida ini telah menewaskan hampir 69.000 orang dan melukai lebih dari 170.600 lainnya, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.

