Sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam, mengumumkan gugurnya tiga anggotanya—Abdullah Jalameh, Qais Al-Baytawi, dan Ahmad Nashrati—setelah terlibat baku tembak sengit dengan pasukan Israel di sebelah barat Kota Jenin, Tepi Barat.
Dalam pernyataannya, Al-Qassam menegaskan bahwa operasi militer dan pengejaran yang dilakukan Israel di Tepi Barat tidak akan menghalangi para pejuang untuk terus melawan dan menargetkan pasukan pendudukan.
Pernyataan itu disampaikan tak lama setelah tiga warga Palestina dilaporkan gugur akibat serangan udara Israel di dekat Desa Kafr Qud, barat laut Jenin.
Menurut laporan media Israel, termasuk Channel 12, pasukan penembak jitu dari Unit YAMAM disebut menewaskan 3 orang bersenjata.
Mereka bersembunyi di dalam gua di sekitar Jenin, sebelum lokasi itu kemudian diserang oleh angkatan udara Israel untuk “menghancurkan infrastruktur militer.”
Militer Israel menyebut serangan tersebut dilakukan berdasarkan informasi dari badan intelijen Shin Bet, dengan sasaran kelompok yang digambarkan sebagai “bersenjata Palestina.”
Sementara itu, sumber-sumber lokal di Jenin melaporkan bahwa pada Selasa dini hari, pasukan Israel mengepung sebuah rumah di wilayah barat kota tersebut.
Bentrokan bersenjata pun terjadi disertai penembakan intens dan ledakan besar yang menimbulkan kobaran api di area sekitar.
Kecaman dan ancaman balasan
Gerakan Jihad Islam Palestina mengecam keras operasi tersebut.
Dalam pernyataannya, mereka menyebut pembunuhan tiga pemuda itu sebagai “babak baru dari rangkaian kejahatan perang dan penyiksaan sistematis” yang dilakukan oleh pasukan pendudukan.
Gerakan itu juga menilai penggunaan senjata penembak jitu dan serangan udara di area padat penduduk menunjukkan “tingkat kebrutalan dan kejahatan perang” yang terus meningkat.
Di pihak Israel, Menteri Pertahanan Israel Katz menegaskan bahwa setiap upaya kelompok yang disebutnya “teroris” untuk membangun kembali infrastruktur di Tepi Barat akan dibalas “dengan sangat keras.”
Katz mengatakan telah memerintahkan militer mengambil langkah-langkah “yang diperlukan untuk menumpas ancaman teror” di wilayah pendudukan.
Ia juga menegaskan bahwa pasukan Israel akan tetap berada di kamp-kamp pengungsi di Jenin, Tulkarem, dan Nur Shams guna “mencegah serangan lebih lanjut.”
Menurutnya, Israel akan menindak siapa pun yang “memberi perlindungan atau bantuan kepada para teroris,” dengan pendekatan yang disebutnya sebagai “model Jenin.”
Gelombang penangkapan dan perampasan tanah
Dalam perkembangan terpisah, koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa pasukan Israel menangkap 10 warga Palestina dalam serangkaian penggerebekan di beberapa wilayah Tepi Barat.
Sementara itu, Badan Perlawanan terhadap Tembok dan Permukiman Palestina menyatakan bahwa otoritas pendudukan telah mengeluarkan 5 perintah militer baru.
Tujuannya untuk menyita sekitar 73 dunam (lebih dari tujuh hektar) tanah milik warga di wilayah Ramallah dan Al-Bireh, dengan alasan “kepentingan keamanan dan militer.”
Lembaga itu juga mengungkap bahwa sejak Oktober 2023, Israel telah membentuk 30 zona penyangga baru di sekitar permukiman Yahudi.
Langkah yang dinilai sebagai upaya menciptakan realitas permanen di lapangan dan memperluas kontrol atas tanah Palestina.
Data lembaga tersebut menunjukkan bahwa dalam 3 tahun terakhir, Israel telah mengeluarkan berbagai perintah serupa.
Alasannya untuk “penguasaan sementara untuk kepentingan keamanan,” yang secara kumulatif telah mengakibatkan penyitaan lebih dari 75.000 dunam tanah di Tepi Barat.

