Dua warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza, sementara pasukan pendudukan Kamis (30/10) pagi kembali melancarkan serangan ke wilayah timur Khan Younis di selatan, meski militer Israel sebelumnya mengumumkan akan kembali menerapkan kesepakatan gencatan senjata.
Menurut sumber setempat, kedua korban gugur dalam serangan udara yang menghantam kota Beit Lahiya di bagian utara Gaza.
Militer Israel mengklaim telah menyerang “infrastruktur teroris yang digunakan untuk menyimpan senjata dan merencanakan serangan segera terhadap pasukan dan wilayah Israel.”
Dini hari tadi, koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa tentara Israel melancarkan sedikitnya 10 serangan udara ke wilayah timur Khan Younis.
Sebelumnya, pasukan pendudukan juga melakukan ledakan besar di kawasan timur Khan Younis dan Kota Gaza.
Sumber Palestina menyebut kendaraan militer Israel menembaki wilayah Ma‘an, Sheikh Nasser, dan Jorat al-Lout di selatan Khan Younis.
Pelanggaran baru ini terjadi kurang dari 24 jam setelah gelombang eskalasi kekerasan di Rafah, selatan Gaza, di mana Israel mengklaim pasukannya diserang oleh tembakan dari pihak Palestina.
Serangan balasan Israel menewaskan 104 warga, termasuk puluhan anak-anak, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.
Usai serangan itu, Israel menyatakan akan “kembali ke perjanjian gencatan senjata”, namun bersamaan dengan ancaman bahwa pelanggaran serupa “akan terus terjadi bila diperlukan.”
Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan Israel kali ini bersifat “terbatas” dan ditujukan pada “tokoh serta elemen Hamas,”
Hal itu menurutnya “tidak sampai menyebabkan runtuhnya gencatan senjata.”
Ia menambahkan bahwa operasi tersebut telah berakhir, dan Washington memantau situasi dengan saksama agar kekerasan tidak memicu kembali perang terbuka.
Pejabat itu juga mengungkapkan bahwa AS akan mengirimkan delegasi ke Israel “untuk memahami situasi di lapangan.”
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sejak gencatan senjata mulai berlaku pada 10 Oktober lalu, jumlah korban tewas mencapai 211 jiwa dan 597 orang luka-luka, selain penemuan jenazah 482 korban yang terbunuh sebelum perjanjian tersebut diberlakukan.
Dalam pernyataan terpisah, Hamas mendesak komunitas internasional untuk menekan Israel agar menghentikan pembantaian terhadap warga sipil Gaza dan menghormati sepenuhnya kesepakatan gencatan senjata.
Hamas menegaskan tidak akan membiarkan Israel “menciptakan realitas baru di lapangan” dengan dalih keamanan.


 
                                    