Tuesday, August 12, 2025
HomeBeritaFrancesca Albanese desak UEFA tendang Israel, serukan “olahraga tanpa genosida”

Francesca Albanese desak UEFA tendang Israel, serukan “olahraga tanpa genosida”

Pelapor Khusus PBB untuk hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese, menyerukan Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) untuk mengeluarkan Israel dari seluruh kompetisinya.

Seruan itu disampaikan setelah tewasnya mantan penyerang tim nasional Palestina, Suleiman al-Obeid—dikenal sebagai “Pelé Palestina”—akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza, Rabu lalu.

Lewat unggahan di platform X, Albanese membagikan ulang pesan belasungkawa UEFA yang disertai foto al-Obeid.

“Selamat jalan Suleiman al-Obeid, Pelé Palestina. Talenta yang memberi harapan bagi tak terhitung banyaknya anak, bahkan di masa-masa tergelap,” tulis UEFA dalam unggahan itu.

Menanggapi unggahan tersebut, Albanese menulis bahwa UEFA mewujudkan olahraga tanpa genosida.

“Kepada UEFA, sudah saatnya menendang pembunuhnya keluar dari kompetisi. Mari wujudkan olahraga tanpa rasisme dan genosida. Satu bola, satu tendangan” katanya.

Suleiman al-Obeid, yang pernah membela klub Khidmat al-Syati, tewas saat menunggu bantuan kemanusiaan di Khan Younis, Gaza selatan.

Sepanjang kariernya, ia mencetak lebih dari 100 gol, termasuk dua gol dalam 24 penampilan bersama tim nasional Palestina “Al-Fida’i”.

Menurut Federasi Sepak Bola Palestina, kematian al-Obeid menambah daftar korban di kalangan insan sepak bola Palestina menjadi 321 orang, meliputi pemain, pelatih, wasit, pengurus klub, dan anggota dewan.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel dengan dukungan Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan yang digambarkan berbagai pihak sebagai genosida di Gaza—meliputi pembunuhan massal, kelaparan, penghancuran infrastruktur, pengusiran paksa, dan pendudukan wilayah.

Serangan ini telah menewaskan sedikitnya 61.258 warga Palestina dan melukai 152.045 orang lainnya.

Lebih dari 9.000 orang masih hilang, ratusan ribu mengungsi, dan kelaparan menewaskan 217 jiwa, termasuk 100 anak.

Selama puluhan tahun, Israel menduduki Palestina serta wilayah di Suriah dan Lebanon, menolak menarik pasukannya, dan menolak pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota, sesuai garis batas sebelum perang 1967.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular