Seorang warga Palestina dilaporkan terluka pada Senin (14/10) akibat tembakan tentara Israel di barat laut Nablus, Tepi Barat.
Dalam waktu bersamaan, kelompok pemukim Israel kembali melancarkan serangkaian serangan terhadap warga Palestina di sejumlah desa di sekitar Qalqiliya dan Ramallah.
Menurut keterangan sumber-sumber Palestina, seorang pemuda terkena peluru tentara Israel dalam bentrokan yang pecah di Desa Sebastia, sebelah barat laut Nablus, wilayah utara Tepi Barat.
Bentrokan juga terjadi di Kamp Pengungsi Dheisheh, Kota Bethlehem, yang disertai aksi penembakan dan pengejaran oleh pasukan Israel.
Gelombang kekerasan meningkat pula di bagian tengah Tepi Barat. Sejumlah pemukim Israel dilaporkan membakar sebuah rumah dan satu mobil milik warga Palestina saat menyerang Desa Yabrud, di timur Kota Ramallah.
Di Desa Kafr Qaddum, sebelah timur Qalqiliya, pemukim juga menyerang warga yang sedang mengikuti kegiatan tahunan Panen Zaitun 2025.
Di antara korban kekerasan itu terdapat Ketua Otoritas Perlawanan terhadap Tembok dan Permukiman Palestina, yang ikut hadir mendampingi para petani.
Serangan tersebut berlangsung di bawah perlindungan tentara Israel.
Kekerasan serupa juga terjadi dua hari sebelumnya. Menurut laporan organisasi hak asasi manusia al-Baidar, pemukim menyerang petani Palestina di antara dua desa, az-Zawiya dan Rafat, di barat Kota Salfit.
Para petani dipukul saat bekerja di ladang mereka, menyebabkan sejumlah orang terluka dengan tingkat keparahan yang bervariasi.
Setiap tahun, saat musim panen zaitun tiba, warga Palestina menghadapi ancaman serangan serupa dari kelompok pemukim bersenjata.
Buah zaitun menjadi sumber penghidupan utama bagi ribuan keluarga di Tepi Barat, namun musim panen sering berubah menjadi musim kekerasan akibat meningkatnya provokasi dan intimidasi.
Warga Palestina menilai, serangan yang dilakukan pemukim Yahudi dengan perlindungan tentara Israel merupakan bagian dari upaya sistematis untuk menekan penduduk asli agar meninggalkan tanah mereka, demi memperluas kawasan permukiman ilegal.
Menurut data resmi Palestina, sejak dimulainya perang pemusnahan Israel di Jalur Gaza, kekerasan di Tepi Barat meningkat tajam. Sedikitnya 1.051 warga Palestina telah tewas ditembak pasukan Israel dan kelompok pemukim, termasuk di Yerusalem Timur.
Lebih dari 10.300 orang dilaporkan terluka, dan lebih dari 20.000 lainnya ditangkap — di antaranya sekitar 400 anak-anak.

