Saturday, July 26, 2025
HomeBeritaKru kapal Handala ancam mogok makan kika dicegat militer Israel

Kru kapal Handala ancam mogok makan kika dicegat militer Israel

Kru kapal bantuan kemanusiaan Handala yang tengah berlayar menuju Jalur Gaza mengumumkan pada Jum’at (25/7/2025) malam bahwa mereka akan melakukan aksi mogok makan jika kapal mereka dicegat oleh militer Israel.

“Ini adalah hari keenam kami di laut. Kemarin, seluruh kru secara kolektif mengumumkan bahwa jika militer Israel menyerang kapal kami dan mencegah kami mencapai Gaza, kami akan segera melakukan mogok makan,” ujar Huwaida Arraf, seorang aktivis dan pengacara asal Amerika Serikat, dalam pesan suara yang dipublikasikan melalui akun X milik Freedom Flotilla Coalition.

“Kami tidak akan menerima makanan atau air dari kekuatan pendudukan yang melakukan genosida, terlebih lagi jika mereka memanfaatkannya sebagai alat propaganda, sementara pada saat yang sama mereka membiarkan anak-anak Palestina mati kelaparan,” tambah Arraf.

Ia menegaskan bahwa “jika kapal kami diserang atau dihalangi untuk sampai ke Gaza, seluruh kru kapal Handala akan melakukan mogok makan.”

Aksi mogok makan ini juga merupakan bentuk solidaritas terhadap gerakan Global Fast for Gaza yang saat ini berlangsung, serta mendukung seruan para jurnalis Palestina di Gaza agar masyarakat dunia berdiri di depan kantor kedutaan dan politisi, “memukul panci dan wajan, bersuara keras, dan menuntut tindakan segera untuk menghentikan kampanye kelaparan yang dilakukan Israel serta membuka akses ke Gaza sekarang juga,” kata Arraf.

Pada Jumat dini hari, Freedom Flotilla Coalition mengumumkan melalui Telegram bahwa kapal Handala tetap melanjutkan misinya dan kini berada kurang dari 349 mil laut (sekitar 646 kilometer) dari Gaza.

Kelompok tersebut juga melaporkan bahwa komunikasi dengan Handala sempat terputus selama dua jam pada Jumat pagi, saat sejumlah drone terpantau berada di sekitar kapal. “Selama dua jam, komunikasi dengan kapal kami terganggu, dan drone terlihat mendekat, yang menimbulkan kekhawatiran serius akan kemungkinan serangan,” bunyi pernyataan resmi mereka.

Freedom Flotilla Coalition meminta masyarakat dunia untuk terus mengawasi pergerakan kapal Handala dan situasi di Palestina, serta menekan pemerintah dan media untuk menghentikan blokade ilegal atas Gaza.

Sebelumnya, pada 2 Mei lalu, kapal MV Conscience milik Freedom Flotilla Coalition yang membawa bantuan ke Gaza diserang oleh drone saat berada di perairan internasional dekat Malta. Serangan tersebut menyebabkan kebakaran dan kerusakan struktural pada kapal.

Pada 9 Juni, Israel juga mencegat kapal bantuan lain, Madlene, di perairan internasional lepas pantai Gaza. Dalam insiden tersebut, 12 aktivis internasional, termasuk aktivis iklim asal Swedia Greta Thunberg dan Anggota Parlemen Eropa asal Prancis Rima Hassan, ditahan dan kemudian dideportasi dengan syarat tidak akan kembali ke wilayah tersebut.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah menewaskan lebih dari 59.700 warga Palestina di Jalur Gaza, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Kampanye militer ini telah menghancurkan wilayah kantong tersebut, melumpuhkan sistem kesehatan, dan menyebabkan kekurangan pangan parah.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Israel saat ini juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas agresinya terhadap Gaza.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular