Laporan terbaru dari Integrated Food Security Phase Classification (IPC) yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa mengonfirmasi terjadinya kelaparan di Kota al-Fashir, ibu kota Darfur Utara, serta di Kadugli, wilayah Kordofan Selatan di barat dan selatan Sudan.
Kedua kota itu telah berbulan-bulan terperangkap dalam pengepungan oleh pasukan Rapid Support Forces (RSF).
Laporan IPC yang dirilis Senin (3/11/2025) memperingatkan bahwa lebih dari 21 juta penduduk Sudan menghadapi tingkat kerawanan pangan akut pada September lalu.
Setidaknya satu dari lima warga mengalami kekurangan gizi parah dan terancam kelaparan, sementara lebih dari 30 persen anak di bawah usia lima tahun menderita malnutrisi.
Sejak September, sekitar 375.000 orang di wilayah Darfur dan Kordofan telah jatuh ke dalam kondisi kelaparan, dan lebih dari 6 juta orang di seluruh Sudan menghadapi tingkat kelaparan yang mengkhawatirkan.
IPC juga memperingatkan bahwa 20 wilayah lain di Darfur dan Kordofan kini berada di ambang bencana serupa akibat meningkatnya pertempuran dalam beberapa bulan terakhir.
Kondisi tersebut, menurut laporan itu, diperkirakan akan terus berlanjut setidaknya hingga Mei 2026.
Warga terjebak pengepungan
Dalam laporan terpisah, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melaporkan bahwa lebih dari 36.000 warga sipil telah melarikan diri dari kota dan desa di Negara Bagian Kordofan Utara akibat meningkatnya pertempuran di kawasan Darfur yang berdekatan.
Sementara itu, PBB menyebut ribuan warga sipil masih terjebak di dalam Kota al-Fashir, Darfur Utara.
Lembaga itu mendesak agar akses kemanusiaan segera dibuka tanpa hambatan bagi warga yang terkepung dan sangat membutuhkan bantuan pangan serta obat-obatan.
RSF saat ini menguasai seluruh lima negara bagian di wilayah Darfur di bagian barat Sudan, kecuali sebagian kecil di utara Darfur Utara yang masih dipegang oleh militer pemerintah. Daerah-daerah itu mencakup Kurnoi, Umm Baru, dan al-Tina.
Selain itu, sejumlah wilayah masih berada di bawah kendali kelompok Sudan Liberation Movement (SLM) pimpinan Abdel Wahid al-Nur, termasuk kawasan Thawila yang menjadi tempat pengungsian terbesar bagi warga al-Fashir.
Militer Sudan sendiri masih mempertahankan kendali atas 13 dari total 18 negara bagian di bagian selatan, utara, timur, dan tengah negeri itu, termasuk ibu kota Khartoum.
Wilayah Darfur mencakup sekitar seperlima dari luas Sudan. Namun, sebagian besar dari 50 juta penduduk negara itu kini hidup di wilayah yang dikuasai oleh militer, di tengah konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda dan krisis kemanusiaan yang kian dalam.

                                    