Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa lima warga Palestina kembali meninggal dunia akibat kelaparan dalam 24 jam terakhir. Dengan demikian, total korban jiwa akibat kelaparan sejak Oktober 2023 telah mencapai 193 orang, termasuk 96 anak-anak.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Rabu (7/8/2025), Kementerian Kesehatan menyebut bahwa kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza kian memburuk seiring dengan terus berlangsungnya blokade yang diberlakukan Israel.
Blokade terhadap wilayah ini telah berlangsung selama 18 tahun. Sejak 2 Maret lalu, Israel menutup seluruh jalur penyeberangan dan melarang masuknya bantuan kemanusiaan, yang berdampak pada krisis akut bagi 2,4 juta penduduk Gaza.
Kantor Media Pemerintah Gaza mencatat bahwa sejak 27 Juli, hanya 843 truk bantuan yang berhasil masuk. Jumlah tersebut jauh dari kebutuhan minimum, yang diperkirakan mencapai 6.000 truk untuk mencukupi kebutuhan dasar selama sepuluh hari.
Di tengah tekanan internasional yang meningkat, Israel terus melanjutkan operasi militernya di Gaza. Sejak Oktober 2023, lebih dari 61.000 warga Palestina dilaporkan tewas, sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak. Serangan yang terus berlangsung ini telah menghancurkan infrastruktur Gaza dan mendorong wilayah tersebut ke ambang kelaparan massal.
Pada November tahun lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida yang diajukan ke Mahkamah Internasional (ICJ) terkait agresinya di wilayah tersebut.
