Thursday, August 7, 2025
HomeBeritaMedia AS: Jet tempur Turki KAAN muncul sebagai alternatif terjangkau F-35

Media AS: Jet tempur Turki KAAN muncul sebagai alternatif terjangkau F-35

Jet tempur generasi kelima buatan Turki, KAAN, kini menarik perhatian internasional sebagai alternatif terjangkau bagi F-35 buatan Amerika Serikat, menurut laporan media AS Newsweek, Rabu (6/8).

Pesawat tempur siluman tersebut dipamerkan dalam ajang Farnborough International Airshow di Inggris pada 22 Juli 2024, salah satu pameran industri dirgantara dan pertahanan paling bergengsi di dunia. Minat terhadap KAAN terus meningkat, khususnya dari negara-negara berkembang. Indonesia menjadi pembeli pertama setelah menandatangani kontrak pembelian 48 unit pada Juli lalu, dalam perhelatan IDEF 2025 di Istanbul.

Tonggak sejarah industri pertahanan Turki

Penandatanganan kontrak tersebut menjadi tonggak penting bagi industri pertahanan Turki, mencerminkan tekad negara tersebut untuk mengurangi ketergantungan luar negeri dan memperkuat posisi di pasar ekspor senjata global.

Program KAAN dimulai pada 2010, dengan tujuan menggantikan armada F-16 yang menua. Turkish Aerospace Industries (TAI) ditunjuk sebagai kontraktor utama, sementara perjanjian formal dengan Badan Industri Pertahanan Turki (SSB) ditandatangani pada 2016.

Pesawat ini memiliki desain mesin ganda (twin-engine) dengan jangkauan dan kecepatan tinggi, serta kapasitas muatan yang lebih besar. Penerbangan perdana dilakukan pada 21 Februari 2024, diikuti oleh penerbangan kedua pada 6 Mei. Prototipe kedua direncanakan akan terbang pada 2026, dengan total enam prototipe yang sedang dikembangkan.

Angkatan Udara Turki dijadwalkan menerima pengiriman pertama KAAN pada akhir 2028. Versi yang dilengkapi mesin dalam negeri diperkirakan akan mulai beroperasi awal 2030-an.

Spesifikasi dan kecanggihan

KAAN dikembangkan sebagai jet tempur siluman generasi kelima dengan kemampuan multi-peran. Jet ini dilengkapi teknologi siluman, radar canggih, dan ruang senjata internal yang kompatibel dengan berbagai persenjataan buatan dalam negeri seperti rudal jelajah SOM serta rudal udara-ke-udara Gökhan, Gökdoğan, dan Bozdoğan.

Jet ini mampu mencapai kecepatan Mach 1,8 dan beroperasi hingga ketinggian 55.000 kaki. Fitur lainnya meliputi kokpit digital lebar, penglihatan berbasis helm (helmet-mounted display), serta teknologi integrasi sensor berbasis kecerdasan buatan.

Dengan kemampuan manuver mencapai +9g hingga -3.5g, KAAN dirancang untuk unggul dalam pertempuran jarak dekat maupun misi serangan jarak jauh.

Simbol kemandirian pertahanan

Pengembangan KAAN menjadi fokus utama Turki sejak dikeluarkan dari program F-35 oleh Amerika Serikat pada 2019, menyusul pembelian sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.

Sebagaimana disebutkan dalam laporan Newsweek, langkah Turki menempatkan negara tersebut dalam jajaran eksklusif bersama Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok, yang memiliki kemampuan memproduksi jet tempur generasi kelima.

Penjualan perdana ke Indonesia—negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia—menjadi yang pertama dalam sejarah untuk jet generasi kelima yang masih dalam tahap pengembangan. Kesepakatan ini dinilai membuka peluang baru dalam pasar ekspor pertahanan global.

Ketertarikan global dan dinamika regional

Selain Indonesia, sejumlah negara lain dilaporkan mulai melirik program KAAN. Mesir disebut-sebut akan bergabung, meskipun belum ada konfirmasi resmi. Pengamat pertahanan dari Atlantic Council, Can Kasapoğlu, menyebut Ukraina dan Azerbaijan sebagai calon potensial, terutama karena kebutuhan mereka menggantikan pesawat era Soviet dan menyelaraskan diri dengan sistem NATO.

Presiden Indonesia Prabowo Subianto menyatakan keinginan negaranya untuk memperluas kerja sama pertahanan dengan Turki, termasuk dalam pengembangan kapal selam.

Meski mengembangkan KAAN, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan juga masih menunjukkan minat untuk kembali memperoleh F-35. Diskusi dengan Presiden AS Donald Trump dikabarkan masih berlangsung, meskipun menimbulkan kekhawatiran di Israel terkait keseimbangan militer regional.

Menurut Newsweek, keraguan AS dalam mentransfer sistem militer mutakhir ke negara-negara Timur Tengah untuk menjaga keunggulan militer Israel menciptakan celah pasar yang coba diisi oleh Turki.

Dengan rencana pengoperasian pada 2028 dan produksi massal di tahun-tahun berikutnya, KAAN diharapkan menjadi tulang punggung Angkatan Udara Turki menggantikan F-16 dan F-4, sekaligus memperkuat posisi Turki sebagai eksportir senjata strategis global.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular