Thursday, October 30, 2025
HomeBeritaQatar frutstasi dengan pelanggaran gencatan senjata Israel di Gaza

Qatar frutstasi dengan pelanggaran gencatan senjata Israel di Gaza

Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, menyatakan bahwa Doha menilai pelanggaran gencatan senjata di Gaza baru-baru ini sebagai hal yang “mengecewakan dan membuat frustrasi.” Meski demikian, Qatar langsung bergerak cepat dan melakukan koordinasi penuh dengan Amerika Serikat (AS) untuk menahan eskalasi, seperti dilaporkan Anadolu, Rabu (30/10/2025).

Berbicara di Council on Foreign Relations, Al-Thani mengatakan sepanjang proses gencatan senjata, Qatar telah menyaksikan sejumlah pelanggaran, namun banyak di antaranya tidak dilaporkan karena dianggap kurang signifikan.

“Namun peristiwa kemarin benar-benar sangat mengecewakan dan membuat frustrasi bagi kami. Kami langsung berupaya menahan situasi ini, dan bergerak cepat, dalam koordinasi penuh dengan AS. Kami juga melihat bahwa AS berkomitmen pada kesepakatan ini,” ujarnya.

Al-Thani menyebut insiden pada Selasa merupakan “pelanggaran oleh pihak Palestina,” meski Hamas membantah terlibat dalam serangan yang menewaskan seorang tentara Israel di kota Rafah, Gaza bagian selatan.

“Kami belum tahu pasti. Kami belum memverifikasi kebenaran informasi ini,” tambahnya, seraya menekankan bahwa Qatar tetap fokus memastikan gencatan senjata berlangsung.

Ia menambahkan, “Saya percaya apa yang terjadi kemarin adalah pelanggaran. Namun pihak-pihak utama mengakui bahwa gencatan senjata harus dipertahankan dan kesepakatan harus dihormati.”

Qatar bersama Turki, Mesir, dan AS menjadi mediator kesepakatan gencatan senjata yang dicapai pada 10 Oktober. Keempat negara menandatangani dokumen formalisasi kesepakatan tersebut dalam KTT internasional yang diselenggarakan Mesir di resor Laut Merah, Sharm el-Sheikh.

Pernyataan Al-Thani muncul di tengah meningkatnya serangan Israel yang menewaskan lebih dari 100 warga Palestina, termasuk 46 anak-anak, di Jalur Gaza sejak Selasa malam. Serangan ini dilaporkan melanggar gencatan senjata yang berlaku sejak 10 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Selain itu, 253 orang dilaporkan luka-luka, termasuk 78 anak dan 84 wanita. Data kementerian menunjukkan, sejak gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober, sedikitnya 211 orang tewas dan 597 lainnya terluka akibat serangan Israel.

Sejak serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, tentara Israel telah menewaskan lebih dari 68.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak. Gempuran yang terus-menerus membuat wilayah Gaza nyaris tidak bisa dihuni, memicu kelaparan, serta penyebaran penyakit.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler