Pemerintah Arab Saudi pada Ahad (3/8/2025) menyampaikan kecaman keras terhadap tindakan provokatif berulang yang dilakukan oleh pejabat tinggi Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem Timur yang diduduki.
Kecaman ini muncul setelah Menteri Keamanan Nasional Israel yang berhaluan sayap kanan ekstrem, Itamar Ben-Gvir, memimpin ratusan pemukim ilegal dalam penyerbuan massal ke area masjid pada pagi hari untuk memperingati hari besar Yahudi, Tisha B’Av.
“Tindakan provokatif yang terus-menerus dilakukan oleh pejabat pemerintah pendudukan Israel di Masjid Al-Aqsa hanya akan memperkeruh konflik di kawasan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi yang dikutip kantor berita Anadolu.
Kerajaan menegaskan bahwa aksi semacam ini “melanggar hukum dan norma internasional serta merusak upaya perdamaian” di Timur Tengah.
Riyadh juga kembali menyerukan kepada masyarakat internasional agar segera mengambil langkah tegas menghentikan pelanggaran yang dilakukan oleh para pejabat pendudukan Israel dan mendesak adanya intervensi global yang mendesak.
Masjid Al-Aqsa merupakan situs tersuci ketiga bagi umat Islam, setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Sementara umat Yahudi menyebut kawasan tersebut sebagai Temple Mount, yang diyakini sebagai lokasi dua kuil Yahudi kuno pada masa lampau.
Israel menduduki Yerusalem Timur, lokasi Al-Aqsa berada, dalam Perang Arab-Israel tahun 1967, dan secara sepihak mencaplok wilayah tersebut pada tahun 1980 — langkah yang hingga kini tidak diakui oleh komunitas internasional.