Tentara Israel menangkap sedikitnya 40 warga Palestina, termasuk seorang pemimpin Hamas, dalam serangkaian penggerebekan di berbagai wilayah Tepi Barat yang diduduki, Senin (27/10/2025).
Menurut pernyataan Kantor Media Urusan Tahanan Palestina, di antara mereka yang ditahan terdapat Jamal al-Taweel, tokoh senior Hamas di Ramallah sekaligus mantan wali kota Al-Bireh, kota di bagian tengah Tepi Barat.
Al-Taweel sebelumnya merupakan calon anggota legislatif Hamas pada pemilu 2021, yang batal digelar setelah diblokir oleh otoritas Israel. Ia pernah diasingkan ke Lebanon selatan pada 1992 bersama sejumlah pemimpin Hamas dan Jihad Islam, sebelum kembali ke Ramallah setahun kemudian. Sejak itu, ia berulang kali ditangkap oleh Israel.
Selain al-Taweel, 39 warga Palestina lainnya juga ditangkap di Hebron, Betlehem, Jericho, Nablus, Tulkarem, Ramallah, dan Yerusalem.
Data otoritas Palestina menyebutkan, lebih dari 10.000 warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan, saat ini masih ditahan di berbagai penjara Israel. Laporan sejumlah lembaga hak asasi manusia Palestina dan Israel menyebut para tahanan kerap menghadapi penyiksaan, kelaparan, serta penelantaran medis, yang telah menyebabkan sejumlah kematian di dalam tahanan.
Sejak Oktober 2023, kekerasan di Tepi Barat meningkat tajam seiring dengan perang di Jalur Gaza. Serangan Israel di wilayah ini dilaporkan telah menewaskan lebih dari 1.059 warga Palestina dan melukai lebih dari 10.300 orang.
Pada Juli lalu, Mahkamah Internasional (ICJ) menyatakan bahwa pendudukan Israel di wilayah Palestina adalah ilegal, dan menyerukan agar seluruh permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur segera dikosongkan.
