Saturday, July 26, 2025
HomeBeritaTrump isyaratkan akan ada pembunuhan lebih lanjut terhadap pejabat Hamas

Trump isyaratkan akan ada pembunuhan lebih lanjut terhadap pejabat Hamas

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat (25/7/2025) mengisyaratkan bahwa kemungkinan akan ada pembunuhan lebih lanjut terhadap pejabat tinggi Hamas. Pernyataan ini disampaikannya kepada wartawan, dengan alasan bahwa Hamas menolak menyetujui kesepakatan gencatan senjata.

Komentar Trump muncul sehari setelah Amerika Serikat dan Israel secara tiba-tiba menarik tim negosiasi mereka dari perundingan di Doha, Qatar.

Dalam pernyataannya, Hamas mengaku terkejut dengan penarikan tersebut dan menegaskan bahwa mereka bertindak secara bertanggung jawab demi mencapai penghentian perang secara permanen.

“Mereka menarik diri dari negosiasi. Itu sangat disayangkan,” kata Trump kepada wartawan di Washington, Jumat.

“Hamas sebenarnya tidak ingin membuat kesepakatan. Saya pikir mereka memang ingin mati, dan itu sangat buruk. Sampai pada titik di mana Anda harus menyelesaikannya,” ujarnya.

Trump kemudian menambahkan, “Saya pikir yang akan terjadi adalah mereka akan diburu.”

Pernyataan Trump menuai kekhawatiran akan meningkatnya eskalasi, di tengah perang Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan puluhan ribu warga sipil Palestina dan menghancurkan infrastruktur kemanusiaan di wilayah tersebut.

Sejak Oktober 2023, Israel telah menewaskan lebih dari 59.700 warga Palestina di Jalur Gaza, sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak. Wilayah tersebut kini menghadapi bencana kelaparan dan kehancuran total.

Sementara itu, Mahkamah Pidana Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular