Saturday, July 26, 2025
HomeBeritaUPDATE - Korban tewas genosida Gaza dekati angka 60.000 jiwa

UPDATE – Korban tewas genosida Gaza dekati angka 60.000 jiwa

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza melaporkan bahwa sedikitnya 59.586 warga Palestina telah tewas akibat agresi militer Israel sejak Oktober 2023. Laporan terbaru yang dirilis Kamis (24/7/2025) juga mencatat bahwa 89 jenazah baru saja dibawa ke rumah sakit dalam 24 jam terakhir, sementara 453 orang lainnya mengalami luka-luka.

Dengan penambahan tersebut, jumlah korban luka yang tercatat mencapai 14.498 orang.

“Banyak korban masih terperangkap di bawah reruntuhan bangunan dan di jalanan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” demikian pernyataan kementerian.

Peningkatan angka korban terjadi setelah 279 jenazah berhasil diidentifikasi dan ditambahkan ke dalam daftar resmi.

Kementerian juga menyampaikan bahwa sebanyak 23 warga Palestina tewas dan lebih dari 68 lainnya luka-luka saat berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan dalam 24 jam terakhir. Total korban jiwa saat mengakses bantuan sejak 27 Mei kini mencapai 1.083 orang, dengan lebih dari 7.275 lainnya terluka.

Serangan Terus Berlanjut

Militer Israel kembali melancarkan serangan ke Jalur Gaza sejak 18 Maret, yang sekaligus mengakhiri gencatan senjata serta kesepakatan pertukaran tahanan yang berlaku sejak Januari. Sejak saat itu, sebanyak 8.447 orang tewas dan 31.457 lainnya mengalami luka-luka.

Tuntutan di Mahkamah Internasional

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas operasi militer yang telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur, sistem kesehatan, dan menyebabkan krisis kemanusiaan akut di wilayah tersebut.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular